Sejarah Islam (Peradaban Islam)
Sejarah Islam
Sejarah Islam adalah sejarah
agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada
rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai
dengan sekarang.
yaitu nabi akhir zaman, nah
perkembangan islam selanjutnya setelah era rosul muhamad dilanjutkan dengan
era-era dibawah ini:
Sejarah Islam masa Khulafaur
Rasyidin
632 M – Wafatnya Nabi Muhammad
dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke
Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah
al-Kadzab.
633 M – Pengumpulan Al Quran
dimulai.
634 M – Wafatnya Abu Bakar. Umar
bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus.
636 M – Peperangan di Ajnadin atas
tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina dapat ditaklukkan.
Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia.
638 M – Penaklukan Baitulmuqaddis
oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia.
639 M – Penaklukan Madain,
kerajaan Persia.
640 M – Kerajaan Islam Madinah
mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan
menaklukkannya.
641 M – Penaklukan Mesir
642 M – Penaklukan Nahawand,
kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan.
644 M – Umar bin Khatab mati
syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah.
645 M – Cyprus ditaklukkan.
646 M – Penyerangan Byzantium di
kota Iskandariyah Mesir.
647 M – Angkatan Tentara Laut
Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di laut melawan
angkatan laut Byzantium.
648 M – Pemberontakan menentang
pemerintahan Utsman bin Affan.
656 M – Utsman mati akibat
dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal.
657 M – Ali bin Abi Thalib
memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Siffin meletus.
659 M – Ali bin Abi Thalib
menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya
sebagai khalifah Damaskus.
661 M – Ali bin Abi Thalib mati
dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad)
kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi
Thalib.
661 M – Setelah sekitar 6 bulan
Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam yaitu Pasukan
Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk
memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah
kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian
dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini
diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh
Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun
Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu
Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem
Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang
dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini
kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah
Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain.
Sejarah Islam Masa Kerajaan Bani
Ummaiyyah
661 M – Muawiyah menjadi khalifah
dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah.
669 M – Persiapan perang melawan
Konstantinopel
670 M – Penaklukan Kabul.
677 M – Penyerangan Konstantinopel
yang pertama namun gagal.
679 M – Penyerangan
Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680.
680 M – Kematian Muawiyah. Yazid
I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Saidina Hussein.
685 M – Khalifah Abdul Malik
menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan.
700 M – Tentara Islam melawan
kaum Barbar di Afrika Utara.
711 M – Penaklukan Sepanyol,
Sind, dan Transoxiana.
712 M – Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol,
Sind, dan Transoxiana.
713 M – Penaklukan Multan.
716 M – Serangan kepada
Konstantinopel.
717 M – Umar bin Abdul Aziz
menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan.
725 M – Tentara Islam melawan
Nimes di Perancis.
749 M – Kekalahan tentera Ummayyah
di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah.
750 M – Damaskus ditaklukkan oleh
tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah.
Sejarah Islam Masa Kerajaan Bani
Abbasiyyah
752 M – Berdirinya Kerajaan Bani
Abbasiyyah.
755 M – Pemberontakan Abdullah bin
Ali. Pembunuhan Abu Muslim.
756 M – Abd ar-Rahman I
mendirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol.
763 M – Pendirian kota Baghdad.
Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol.
786 M – Harun al-Rasyid menjadi
Khalifah.
792 M – Penyerangan selatan Perancis.
800 M – Aljabar diciptakan oleh
Al-Khawarizmi.
805 M – Perlawanan atas
Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus.
809 M – Kematian Harun al-Rasyid.
Al-Amin diangkat menjadi khalifah.
814 M – Perang saudara antara
Al-Amin dan Al-Ma’mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma’mun menjadi khalifah.
1000 M – Masjid Besar Cordoba
siap dibangun.
1005 M – Multan dan Ghur
ditaklukkan.
1055 M – Baghdad diserang oleh
tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai, yang berdiri
sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad.
1085 M – Tentara Kristen
menyerang Toledo (di Spanyol).
1091 M – Bangsa Norman menyerang
Sicilia, pemerintahan Islam di sana berakhir.
1095 M – Perang Salib pertama
dimulai.
1099 M – Tentara Salib
menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua penduduknya.
1144 M – Nuruddin Zengi
menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku.
1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
1187 M – Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku.
1194 M – Tentera Muslim menaklukkan
Delhi, India.
1236 M – Tentera Kristen menaklukkan
Cordoba (di Spanyol).
1258 M – Tentera Mongol menyerang
dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya
pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk.
1260 M – Kebangkitan Islam.
Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir
setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz
menewaskan tentera Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut.
Sejarah Islam Masa Kerajaan Turki
Utsmani
1243 M – Bangsa Turki yang hidup
secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil.
1299 M – Sebuah wilayah
pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia.
1301 M – Osman I menyatakan
dirinya sebagai sultan. Berdirinya Kerajaan Turki Usmani.
1345 M – Turki Seljuk
menyeberangi Selat Bosporus.
1389 M – Tentara Utsmani menewaskan
tentara Serb di Kosovo.
1402 M – Timurlane, Raja Tartar
(Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara.
1451 M – Sultan Muhammad al-Fatih
menjadi pemerintah.
1453 M – Constantinople
ditaklukkan oleh tentara Islam pimpinan Sultan Muhammad al-Fatih. Berakhirnya
Kerajaan Byzantium.
1520 M – Sultan Sulaiman al-Qanuni
dilantik menjadi sultan.
1526 M – Perang Mohacs
1529 M – Serangan dan kepungan ke
atas Vienna.
1571 M – Perang Lepanto terjadi.
1641 M – Pemerintahan Sultan
Muhammad IV
1683 M – Serangan dan kepungan ke
atas Vienna untuk yang kedua kalinya.
1687 M – Sultan Muhammad IV
meninggal dunia.
1703 M – Pembaharuan kebudayaan
di bawah Sultan Ahmed III.
1774 M – Perjanjian Kucuk
Kaynarca.
1792 M – Perjanjian Jassy.
1793 M – Sultan Selim III mengumumkan
“Pentadbiran Baru”.
1798 M – Napoleon mencoba untuk
menaklukkan Mesir.
1804 M – Pemberontakan dan kebangkitan
bangsa Serbia pertama.
1815 M – Pemberontakan dan kebangkitan
bangsa Serbia kedua.
1822 M – Bermulanya perang
kemerdekaan Greece.
1826 M – Pembunuhan massal
tentara elit Janissari. Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino.
1829 M – Perjanjian Adrianople.
1830 M – Berakhirnya perang kemerdekaan
Greece.
1841 M – Konvensyen Selat.
1853 M – Dimulainya Perang
Crimea.
1856 M – Berakhirnya Perang
Crimea.
1878 M – Kongres Berlin. Serbia
dan Montenegro diberi kemerdekaan. Bulgaria diberi kuasa autonomi.
1912 M – Perang Balkan pertama.
1913 M – Perang Balkan kedua.
1914 M – Kerajaan Turki Utsmani
memasuki Perang Dunia I sebagai sekutu kuasa tengah.
1919 M – Mustafa Kemal Atatürk
mendarat di Samsun.
1923 M – Sistem kesultanan
dihapuskan. Turki menyatakan sebagai sebuah Republik.
1924 M – Khalifah dihapus.
Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani.
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
A. Masuknya Islam Sejak Abad ke 7 Masehi
Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah
masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat
ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita
tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan
dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke
7.
Dalam pendapat itu disebutkan bahwa
wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah
pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai
merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai,
melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa.
Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama
Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama
Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China
masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya
orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang
Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.
B. Masuknya Islam Sejak Abad ke 11 Masehi
Sebagian ahli sejarah lainnya
berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11
Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah
binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka
tahun 1082 Masehi.
C. Masuknya Islam Sejak Abad ke 13 Masehi
Di samping kedua pendapat di atas,
beberapa ahli lain justru meyakini jika sejarah
masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi.
Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya
dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari
Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai
(1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat
dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia.
D. Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
Pada masa kedatangan agama Islam,
penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para
pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama
Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya
karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha.
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan
proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7
sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat,
dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung
terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia
yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam
penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di
Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah
pantai.
Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan
politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran
pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat
melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin
melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.
Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar
tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai. Malaka
yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam
berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka.
Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada
tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri
dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam
pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini
kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar
Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan
Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar.
Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam
itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah
Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja,
tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.
-
Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Proses
masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap
dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut:
- Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
- Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam.
- Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
- Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
- Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra.
- Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.
-
Alasan Agama Islam Mudah diterima Masyarakat
Indonesia
Proses
penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung
faktor-faktor berikut :
- Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat.
- Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
- Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
- Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.
- Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
- Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.
- Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.
Sejarah Peradaban Islam
1. Keutamaan Menuntut Ilmu
Diantara perkara mulia yang hendaknya menjadi kesibukan kita
adalah menuntut ilmu. Orang yang memiliki ilmu akan dapat membedakan antara petunjuk
dan kesesatan, kebenaran dan kebatilan, sunnah dan bid’ah. Maka ilmu adalah
perkara mulia yang hendaknya menjadi perhatian setiap muslim, perkara yang
harus diutamakan. Karena ilmu itu lebih didahulukan dari perkataan dan
perbuatan.
Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, “Ilmu yang bermanfaat adalah
mempelajari al-Qur’an dan sunnah serta memahami makna kandungan keduanya dengan
pemahaman para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Demikian juga dalam masalah
hukum halal dan haram, zuhud dan masalah hati, dan lain sebagainya”. (Fadhlu
Ilmi Khalaf, hlm. 26).
Keutamaan-keutamaan ilmu agama banyak sekali, diantaranya:
• Ilmu adalah sebab kebaikan di dunia dan akhirat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan
kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” (Muttafaq
‘alaihi).
• Ilmu sebagai benteng dari syubhat dan fitnah
Karena dengan ilmu kita dapat menjaga diri dari berbagai syubhat
(kerancuan pemikiran) yang menyerang. Dengan ilmu juga kita dapat membantah
argumen orang-orang yang ingin merusak agama.
• Ilmu adalah jalan menuju surge
Dengan ilmu kita bisa beribadah yang benar sehingga akan
mengantarkan kita kepada surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ
“Barang siapa yang menempuh
perjalanan untuk mencari ilmu, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga.”
(HR. Muslim).
Oleh karenanya, marilah kita bersemangat untuk menuntut ilmu
agama dengan segala sarana yang dimudahkan Allah pada zaman sekarang, baik
dengan belajar di pondok pesantren ahlus sunnah, majlis ta’lim, dan dauroh.
Atau bisa juga melalui Televisi, Radio, Youtube, Medsos atau membaca buku dan
majalah sunnah. Allahu a’lam.
2. Kesalahpahaman Dikotomi Ilmu Agama dan Ilmu
Umum
Salah satu penyebab kemunduran peradaban
umat, khususnya umat Islam adalah adanya pemisahan (dikotomi) antara ilmu agama
dengan ilmu umum, padahal jika dikaji secara historis dari sejarah peradaban
Islam, ilmuwan-ilmuwan muslim zaman dulu di samping ahli pada bidang ilmu
pengetahuan umum, juga ahli ilmu agama.
“Ajaran Islam tidak pernah melakukan dikotomi antar ilmu satu
dengan yang lain. Karena dalam pandangan Islam, ilmu agama dan umum sama saja
berasal dari Allah. Islam juga menganjurkan umatnya bersungguh-sungguh
mempelajari setiap ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan Alquran merupakan
sumber dan rujukan utama, ajaran-Nya memuat semua inti ilmu pengetahuan, baik
yang menyangkut ilmu umum maupun ilmu agama,” ujar Prof Farid Wajdi.
Menurutnya, pemisah kedua ilmu tersebut awalnya hanya sekedar
spesifikasi, agar terjadi penggalian ilmu secara mendalam yang profesional dan
mampu mengaktualisasikan untuk kemajuan peradaban, hanya saja belakangan telah
terjadi stigma (anggapan) yang sangat jauh, sehingga timbul kesan ilmu
agama hanya mengarah pada pembentukan spiritual saja dan tidak menganggap
menyentuh pergaulan sosial sehingga menjadi pemicu kemunduran peradaban Islam.
Sebaliknya dengan pemahaman yang berbeda di tengah masyarakat kita
yang sudah terlena dan terlarut pada pandangan skeptis dimana ilmu dunia banyak
mengiring kepada sikap liberalisasi umat, mendekati umat pada kesesatan bahkan
dipandangnya ilmu itu hanya sebatas di dunia yang dapat menyesatkan dan
menjauhkan diri dari hukum-hukum Islam.
“Karenanya agar tidak terlena dengan berlarutnya kedua pandangan
tersebut maka perlu menjadi perhatian serius supaya tidak menimbulkan stigma
negatif bagi kelangsungan hidup dan kemajuan peradaban umat. Sehingga hubungan
antara sains dengan agama perlu, karena ilmu pengetahuan tanpa agama buta, dan
agama tanpa ilmu pengetahuan pincang,” jelasnya
“Semua cabang ilmu pengetahuan bisa menyatu dengan Islam karena
Islam sangat lengkap. Semua ada dalam Al-Qran. Hanya Islamlah agama yang paling
lengkap dan universal. Tidak ada agama lain seperti agama Islam. Islam mengatur
persoalan ilmu pengetahuan, ekonomi dan berbagai persoalan lainnya, “ terang
mantan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry ini
Ia menambahkan, atas dasar pemahaman seperti itu, dalam sejarah
Islam lahirlah para ilmuwan Islam yang sangat hebat, seperti Al-Kindi, Ibnu
Sina, Ibnu Majah, Ibnu Rusd, Ar-Razi, Ibnu Tufail dimana mereka mengkaji ilmu
pengetahuan yang sudah ada sejak zaman sebelumnya. “Tokoh-tokoh muslim ini
mampu mengislamkan ilmu pengetahuan, “ ungkapnya.
3. Kemajuan Sains Dalam Sejarah Peradaban
Islam
- Umat Islam mulai mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah sejak generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga menjadikan diri mereka sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di seluruh penjuru dunia.
- Umat Islam telah menjadi pelopor dalam research tentang alam, sekaligus sebagai masyarakat pertama dalam sejarah ilmu pengetahuan yang melakukan experimental science atau ilmu thabi’i berdasarkan percobaan yang kemudian berkembang menjadi applied science atau technology.
- Islam mendorong ummatnya untuk selalu berupaya mengembangkan sains
Q.S.
Al-’alaq: 1-5
Artinya
: “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan (1). Menciptakan manusia ari
segumpal darah (2). Bacalah, Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar
dengan kalam (4). Mengajar manusia apa yang ia tidak ketahui (5). ”
Q.S.
Ali-Imran: 190-191
Artinya:
“Sungguh, dalam penciptaan langit dan bumi, dan dalam pergantian malam dan
siang, ada tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang menggunakan
pikiran (190). (Yaitu) orang yang berdzikir memuji Allah sambil berdiri, duduk,
dan (berbaring) di sisinya. Dan berpikir tentang penciptaan langit dan bumi,
‘Tuhan kami, tiada sia-sia Kau menciptakan ini semua, Maha Suci Engkau.
Lindungilah kami dari adzab api neraka ’(191).”
Q.S.
Al-Jatsiyah: 13
Artinya
: “Dan Ia tela tundukkan bagimu apa yang di langit dan apa yang di bumi,
semuanya (sebagai karunia) dari-Nya. Sungguh, itu adalah tanda-tanda (Kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang berfikir (13). ”
- Islam menempatkan orang yang beriman + berilmu + beramal shalih pada derajat yang tinggi.
Q.S.
Al-Mujadilah: 11
Artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, bila dikatakan kepadamu ‘Berilah ruang dalam
majelis’, maka berilah ruang, Dan Allah akan memberimu ruang. Dan apabila
dikatakan kepadamu ‘Pergilah’, maka keluarlah kamu. Niscaya Allah akan
menaikkan derajat orang yang beriman, dan orang yang diberi pengetahuan
diantara kamu. Dan Allah tahu benar apa yang kamu lakukan.”
Pandangan
Al-Qur’an terhadap Sains
- Seluruh pengetahuan, termasuk pengetahuan kealaman (sains), terdapat dalam al-Qur’an. Pendapat ini didukung antara lain oleh al-Ghazali, al-Suyuti, dan Maurice Bucaile.
- Al-Qur’an hanya sebagai petunjuk untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pendapat ini didukung antara lain oleh Ibnu Sina, al-Biruni, dan al-Haitam.
Faktor-faktor Pendorong Kemajuan Sains
dalam Peradaban Islam
·
Universalisme
Dalam
Al-Quran surat Ali-Imran:110 disebutkan bahwa, orang yang beriman, mengajak
kepada kebaikan, dan mencegah yang mungkar, dikategorikan sebagai manusia yang
lebih baik daripada ahli kitab sekalipun.
·
Toleransi
Adanya
toleransi antar umat, toleransi akan kemauan untuk berbagi ilmu an kemauan
menerima ilmu, menyebabkan perkembangan sains atau pengetahuan berkembang
pesat.
·
Karakter pasar internasional
Luasnya
jaringan perdagangan pada masa itu sangat mempengaruhi perkembangan sains masa
itu. Luas daerah kekuasaan Islam pada Dinasti Abbasiyah dari India di Timur
sampai dengan Andalusia di Barat. Pengaruh lain adalah Rihlah ilmiyah
(perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan). Selain itu, gelombang ekspansi
atau perluasan daerah kekuasaan yang cukup besar juga mempengaruhi perkembangan
sains dalam peradaban islam.
Faktor-faktor yang menyebabkan ekspansi
demikian cepat antara lain adalah:
1. Islam,
disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga
agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam
dada para sahabat, tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan
ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku
bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut
membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
3. Bizantium
dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai
memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan
antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4. Pertentangan
aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama
bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang
dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya
peperangan melawan Persia.
5. Islam
datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran,
tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6. Bangsa
Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab
lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah
mereka.
7. Mesir,
Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa
Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
- Perhargaan terhadap sains dan saintis
Al-Makmun
membangun Baitul Hikmah
- Keterpaduan antara tujuan dan alat/cara
Sains
dan nilai (etika atau moral) harus berjalan bersamaan
Kemunduran
Sains Dalam Peradaban Islam
- IHYA’ ULUMIDDIN menyerukan umat Islam untuk kembali meng’hidup’kan ajaran agama
- SALAH PAHAM Larangan untuk mempelajari sains, sehingga budaya mempelajari sains ditinggalkan
- Dampak kemunduran sains yaitu ketimpangan posisi ilmu , terpisahnya tradisi filsafat dengan tradisi pemikiran keagamaan
- Filsafat dan sains berada dalam satu kelompok (ilmu duniawi), agama berada dalam kelompok lain (ilmu ukhrawi)
4.
Biografi
Saintis Muslim
Ibnu Sina (Ahli Kedokteran)
Ibnu Sina
(980-1037)
dikenal juga sebagai "Avicenna" di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan dan dokter
kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif
yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi
banyak orang, dia adalah "Bapak Pengobatan Modern". Karyanya yang
sangat terkenal adalah al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb
yang merupakan Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū
‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى
سينا Abu Ali Sina, arab : أبو
علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980
di Afsyahnah daerah
dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan dan meninggal bulan Juni 1037
di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar.
Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. " George Sarton
menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam
dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat dan waktu".
Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of
Medicine (Al-Qanun fi At Tibb).
Al-khowarizmi (Ahli Matematika)
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī
(Arab: محمد بن موسى الخوارزمي) adalah
seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780
di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850
di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah
buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar.
Al-Khwārizmī juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui
karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind yang kelak diadopsi
sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian
diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi
dan astrologi.
Kontribusinya tak hanya berdampak
besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu
dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang
tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritme diambil dari kata algorismi, Latinisasi dari
namanya. Namanya juga di serap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna digit.
Al-Biruni (Ahli Matematika)
Abu Raihan Al-Biruni
(juga, Biruni, Al Biruni; lahir 5 September 973 – meninggal 13 Desember 1048 pada umur 75 tahun) (bahasa Persia: ابوریحان
بیرونی ; bahasa Arab: أبو
الريحان البيروني)
merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana,
penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara,
sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang
matematika, filsafat, obat-obatan, dan menyatakan bumi itu bulat
Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan
di Khawarazmi,
Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral
di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran
Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.
Abu Raihan Al-Biruni merupakan
teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains
yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan
Al-Biruni juga mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani dia
dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan
menulis buku mengenainya. Dia juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, bahasa Sanskerta.
Ibnu Kholdun (Ahli Sosiologi)
Ibnu Khaldun,
nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami
(عبد الرحمن
بن محمد
بن خلدون
الحضرمي) (lahir 27 Mei 1332 – meninggal 19 Maret 1406 pada umur 73 tahun) adalah seorang
sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak
pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah
(Pendahuluan).
Lelaki yang lahir di Tunisia pada
1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M. adalah dikenal sebagai sejarawan dan bapak
sosiologi Islam yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam,
ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya
tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya
sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan
teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya
sudah menyebar ke mana-mana. Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun
terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai
masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia
hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula.
Daftar
Pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mu%E1%B8%A5ammad_bin_M%C5%ABs%C4%81_al-Khaw%C4%81rizm%C4%AB
0 Response to "Sejarah Islam (Peradaban Islam)"
Post a Comment