Stay Strong Turki (Lira)
Ilustrasi
Nilai tukar mata uang Turki, Lira terhadap dolar AS turun sebanyak
20%. Sepanjang tahun lalu, Lira juga telah merosot lebih dari 40%. Salah satu
penyebabnya adalah sanksi ekonomi oleh Trump pada Turki berupa pemberlakuan bea
masuk dua kali lipat baja dan aluminium.
Trump memberikan sanksi pada Turki setelah seorang warganya,
Pastor Andrew Brunson ditahan atas tuduhan melakukan kegiatan terorisme di
Turki. Pastor Branson didakwa membantu FETO dalam upaya kudeta 2016 yang gagal
dan menjadi mata-mata untuk kelompok teroris PKK.
Pemerintah AS terus menekan Turki untuk melepaskan warganya, namun
presiden Turki Erdogan mengatakan bahwa Turki tidak akan tunduk pada tekanan
AS.
Erdogan menyeru pada rakyatnya untuk menukarkan mata uang asing
yang mereka simpan di manapun menjadi mata uang Lira. Erdogan juga membalas sanksi
AS dengan memberlakukan boikot terhadap produk elektronik dan menaikan tarif impor.
Rakyat Turki melawan sanksi ekonomi dengan membakar dan merobek uang dolar yang mereka
miliki. Video pembakaran uang dolar pun viral. Umat islam dari penjuru dunia
mengulurkan tangan untuk membantu Turki dengan segala kemampuan yang mereka
miliki.
Seorang warga negara sinegal, Muhammad Yousef mengkampanyekan produk-produk
Turki yang bisa dibeli untuk mendukung Turki. “Jika Turki kokoh dan kuat, maka begitu juga negeri-negeri Muslim. Allah
Bersama Turki. Kami Bersama Turki. Kami semua berdo’a pada Allah untuk
menghentikan kesulitan yang dialami Turki.” Muhammad Yousef.
Sayyid Muhammad Mustafa, imam berdarah mesir yang tinggal di Kuwait
menawarkan menyumbangkan perhiasan istrinya untuk mendukung Lira Turki. “Cinta saya untuk saudara-saudari Turki kami.
Anda (Turki) adalah harapan semua umat Muslim.”
Warga Kuwait yang sedang berwisata di Turki juga berbondong-bondong
menukarkan mata uang asing dengan mata uang Lira. “Kita diwajibkan untuk membela negara Muslim Turki dan rakyatnya.”
Faisal al Muslim, mantan anggota parlemen Kuwait.
Penduduk Suriah di kota Al-Bab utara Suriah mendukung ekonomi Turki
dengan mengganti mata uang asing mereka menjadi Lira Turki. “Sebagai rakyat Suriah, kami persembahkan harta
kami, kehidupan dan nyawa untuk Turki.”
Sejumlah pengusaha Lebanon, meluncurkan aksi solidaritas mendukung
Turki dengan menukarkan dolar mereka menjadi Lira. “Kami turut mendukung Turki yang telah menjadi symbol [majunya] perkembangan
dan peradaban di negeri-negeri Muslim”. Ahmad Al-Taish.
Kampanye untuk memboikot produk dan restoran AS diluncurkan di
Maroko untuk mendukung Turki yang terkena sanksi ekonomi. Pengguna media sosial
Pakistan juga meluncurkan gerakan membeli produk-produk Turki dan mata uang
Lira, serta mengajak berwisata ke Turki.
“Pada awal 1920-an, Muslim
di anak benua [India, Pakistan] dibela oleh saudara-saudara Turki ketika meraka
mendapatkan masalah, dan saat ini setelah 100 tahun kita berdiri membela saudara-saudara
Turki kita.” Ali Osman, warga Pakistan.
Perdana Menteri Pakistan yang baru saja terpilih, Imran Khan juga
menyatakan dukungannya untuk Turki lewat akun Twitternya. “Atas nama rakyat Pakistan dan diri saya sendiri, saya ingin memberi
tahu Presiden Erdogan dan rakyat Turki bahwa kami mendo’akan kesuksesan mereka
dalam menghadapi tantangan-tantangan ekonomi yang sulit ini…”
Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-thani berencana terbang ke
Turki untuk mendukung sekutu dekatnya ini dalam menghadapi krisis.
Syeikh Ali Al-Qaradhagi, Sekjen Persatuan Ulama Internasional
membuat tulisan di akun twitternya terkait krisis Turki. “Saya tidak akan menyeru untuk mendukung Lira Turki atau
meninggalkannya, namun saya mengajak Anda untuk menilai dengan akal. Cukup kalian
ikuti [amati] orang-orang yang senang dengan jatuhnya mata uang [Turki], mereka
adalah Amerika, Zionis dan beberapa negara Arab yang berputar di orbit Zionis
dan tuan-tuang Amerika mereka.”
Presiden Erdogan menyatakan kepada rakyatnya, “Jika mereka [Amerika] punya Dolar, kita
punya Allah dan juga rakyat…” stay strong, Turkey.
0 Response to "Stay Strong Turki (Lira)"
Post a Comment