Pengaruh Shalat Terhadap Perilaku
Shalat sangat berpengaruh kuat di dalam menjauhkan manusia dari perilaku buruk, berbuat keji, mungkar, dan dari bersenang-senang dengan kesenangan absurd. Untuk itu Allah berfirman:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesuangguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Ankabut: 45)
Hal tersebut karena shalat mampu membawa seseorang dari arah ke arah lain, dari satu rasa ke rasa lain, dari satu permohonan ke permohonan lain, dari pemikiran satu masalah kepada permasalahan yang besar.
Shalat dapat menjadikan seorang cinta pada iman, dihiasinya iman di dalam hatinya, dan menjadikan ia benci pada kekafiran, fasik dan maksiat. Ini semua dapat terwujud jika shalat sudah menyatu dalam kehidupan, didirikan dengan semanga dan kekuatan.
Oleh karena itu, kamu Syu'aib ketika dikejutkan oleh seruan tauhid yang memberantas perbuatna aniaya, serentak mereka mencari sebab perbuatan ini. Nabi Syu'aib dilahirkan dan tumbuh dewasa diantara mereka. Dan Syu'aib adalah tempat kembali jika terjadi pertikaian atau perselisihan. Mereka mencari sebab perubahan tersebut dalam kehidupan Nabi Syu'aib, dan tidak mendapatkan sesuatu yang lebih jelas daripada shalat yang sering mereka saksikan dan kagumi. Karenanya, mereka datang kepada Nabi Syu'aib dan berkata :
"Hai Syu'ain, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami, sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun dan berakal". (QS. Hud : 87)
Untuk ibadah shalat, Allah telah mempersiapkan atau menyediakan suasana penuh keagungan, khusyuk, sungguh-sungguh tenang, saling tolong menolong, kolektivitas, yang semua tidak ada bandingannya dalam tata peribadahan agama lain.
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesuangguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Ankabut: 45)
Hal tersebut karena shalat mampu membawa seseorang dari arah ke arah lain, dari satu rasa ke rasa lain, dari satu permohonan ke permohonan lain, dari pemikiran satu masalah kepada permasalahan yang besar.
Shalat dapat menjadikan seorang cinta pada iman, dihiasinya iman di dalam hatinya, dan menjadikan ia benci pada kekafiran, fasik dan maksiat. Ini semua dapat terwujud jika shalat sudah menyatu dalam kehidupan, didirikan dengan semanga dan kekuatan.
Oleh karena itu, kamu Syu'aib ketika dikejutkan oleh seruan tauhid yang memberantas perbuatna aniaya, serentak mereka mencari sebab perbuatan ini. Nabi Syu'aib dilahirkan dan tumbuh dewasa diantara mereka. Dan Syu'aib adalah tempat kembali jika terjadi pertikaian atau perselisihan. Mereka mencari sebab perubahan tersebut dalam kehidupan Nabi Syu'aib, dan tidak mendapatkan sesuatu yang lebih jelas daripada shalat yang sering mereka saksikan dan kagumi. Karenanya, mereka datang kepada Nabi Syu'aib dan berkata :
"Hai Syu'ain, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami, sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun dan berakal". (QS. Hud : 87)
Untuk ibadah shalat, Allah telah mempersiapkan atau menyediakan suasana penuh keagungan, khusyuk, sungguh-sungguh tenang, saling tolong menolong, kolektivitas, yang semua tidak ada bandingannya dalam tata peribadahan agama lain.
0 Response to "Pengaruh Shalat Terhadap Perilaku"
Post a Comment