Tiga Sifat yang Wajib Dimiliki Seorang Pemimpin
Dalam fiqih politik Islam, moral yang menjadi dasar kebijakan dan tindakan pemimpin adalah kemaslahatan bangsa. Dikatakan tasharuf al-imam 'ala al-ra'iyyah manuthun bi al-mashlahah (tindakan pemimpin atas rakyat terikat oleh kepentingan atau kemaslahatan umum. Jadi, pemimpin wajib bertindak tegas demi kebaikan bangsa, bukan kebaikan diri dan kelompoknya semata.
Kaidah ini diturunkan dari moral kepemimpinan Nabi Muhammad SAW seperti disebutkan dalam Al-qur'an. Firman Allah,
"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. Al-Taubah 9 : 128)
Ada tiga sifat (moral) kepemimpinan Nabi Muhammad SAW berdasarkan ayat di atas:
1. Azizin alaihi ma anittum (berat dirasakan oleh Nabi penderitaan orang lain). Dalam bahasa modern, sifat ini disebut sense of crisis, yaitu kepekaan atas kesulitan rakyat yang ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati kepada pihak-pihak yang kurang beruntung.
Secara kejiwaan, empati berarti kemampuan memahami dan merasakan kesulitan orang lain. Empati dengan sendirinya mendorong simpati, yaitu dukungan, baik moral maupun material, untuk mengurangi derita orang yang mengalami kesulitan.
2. Harishun 'alaikum (amat sangat berkeinginan agar orang lain aman dan sentosa). Dalam bahasa modern, sifat ini dinamakan sense of achievement, yaitu semangat yang menggebu-gebu agar masyarakat dan bangsa meraih kemajuan.
Tugas pemimpin, antara lain memang menumbuhkan harapan dan membuat peta politik menuju cita-cita dan harapan itu.
3. Raufun rahim (pengasih dan penyayang). Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Nabi Muhammad SAW adalah juga pengasih dan penyayang. Orang-orang beriman wajib meneruskan kasih sayang Allah dan Rosul itu dengan mencintai dan mengasihi umat manusia.
Kasih sayang (rahmah) adalah pangkal kebaikan. Tanpa kasih sayang, sulit dibayangkan seseorang berbuat baik. Kata Nabi, "Orang yang tak memiliki kasih sayang, tak bisa diharap kebaikan darinya."
Tiga moral diatas sangat dianjurkan dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tanpa ketiga moral tersebut seorang pemimpin bisa dipastikan tidak akan bekerja untuk rakyat, akan tetapi lebih pada kepentingan diri sendiri, keluarga, dan kelompoknya saja.
Kaidah ini diturunkan dari moral kepemimpinan Nabi Muhammad SAW seperti disebutkan dalam Al-qur'an. Firman Allah,
"Sungguh telah datang kepadamu seorang Rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS. Al-Taubah 9 : 128)
Ada tiga sifat (moral) kepemimpinan Nabi Muhammad SAW berdasarkan ayat di atas:
1. Azizin alaihi ma anittum (berat dirasakan oleh Nabi penderitaan orang lain). Dalam bahasa modern, sifat ini disebut sense of crisis, yaitu kepekaan atas kesulitan rakyat yang ditunjukkan dengan kemampuan berempati dan simpati kepada pihak-pihak yang kurang beruntung.
Secara kejiwaan, empati berarti kemampuan memahami dan merasakan kesulitan orang lain. Empati dengan sendirinya mendorong simpati, yaitu dukungan, baik moral maupun material, untuk mengurangi derita orang yang mengalami kesulitan.
2. Harishun 'alaikum (amat sangat berkeinginan agar orang lain aman dan sentosa). Dalam bahasa modern, sifat ini dinamakan sense of achievement, yaitu semangat yang menggebu-gebu agar masyarakat dan bangsa meraih kemajuan.
Tugas pemimpin, antara lain memang menumbuhkan harapan dan membuat peta politik menuju cita-cita dan harapan itu.
3. Raufun rahim (pengasih dan penyayang). Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Nabi Muhammad SAW adalah juga pengasih dan penyayang. Orang-orang beriman wajib meneruskan kasih sayang Allah dan Rosul itu dengan mencintai dan mengasihi umat manusia.
Kasih sayang (rahmah) adalah pangkal kebaikan. Tanpa kasih sayang, sulit dibayangkan seseorang berbuat baik. Kata Nabi, "Orang yang tak memiliki kasih sayang, tak bisa diharap kebaikan darinya."
Tiga moral diatas sangat dianjurkan dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tanpa ketiga moral tersebut seorang pemimpin bisa dipastikan tidak akan bekerja untuk rakyat, akan tetapi lebih pada kepentingan diri sendiri, keluarga, dan kelompoknya saja.
0 Response to "Tiga Sifat yang Wajib Dimiliki Seorang Pemimpin"
Post a Comment