Area Fokus (Depth of Fields) pada Kamera
Area Fokus (Depth of Fields) pada Kamera
Terkadang kita melihat gambar atau foto, atau jika kita melihat film, beberapa diantaranya kita melihat ada bagian gambar tampak fokus (jelas dan tajam) sementara bagian lainnya terlihat kabur (out of focus). Pada bagian gambar atau foto yang terlihat jelas dan tajam menunjukkan bahwa bagian tersebut berada di areal depth of field atau daerah fokus, sementara yang kabur terletak di luar depth of fields.
Depth of field sangat ditentukan oleh:
- Ukuran lensa yang dipakai untuk mengambil gambar;
- Bukaan lensa atau Iris;
- Pergerakan kamera (camera movements).
a. Ukuran Lensa
Lensa wide mempunyai depth of field area yang sangat luas, dan boleh dikatakan bahwa area di depan lensa sampai dengan jarak tak terhingga atau infinity merupakan area depth of field. Oleh karena itu, kita tidak mungkin membuat efek out of focus atau change of focus jika menggunakan lensa wide. Demikian juga jika menggunakan lensa normal, maka depth of field-nya relatif tebal dan cukup sulit jika kita ingin membuat kedua efek tersebut. Namun demikian, fotografer harus ekstra hati-hati jika menggunakan lensa wide karena jika tidak difokus dengan baik, maka gambar yang dihasilkan akan menjadi kabur (out of focus).
Sementara itu, jika menggunakan lensa sudut sempit (tele), maka area depth of field-nya sangat tipis sehingga pengaturan ketajaman harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini mengingat jika terjadi pergeseran atau perubahan jarak antara kamera dengan objek, maka akan terjadi out of focus karena objek boleh jadi memasuki area di luar depth of field. Oleh karena itulah, berbagai efek gambar yang menggunakan depth of field atau area ketajaman, selalu menggunakan lensa sudut sempit atau wide lens.
Demikian juga jika kita ingin memperoleh efek gambar yang padat seperti halnya perkotaan atau tempat yang banyak orangnya dan terkesan ramai, maka biasa kita gunakan lensa tele, sehingga gambar seolah-olah ter-compress. Ter-compress artinya jarak antara satu orang dengan lainnya seperti berdesak-desakan, padahal kenyataannya masih cukup ruang yang memisahkan satu dengan lainnya.
b. Bukaan Lensa (Iris)
Bukaan lensa kamera atau Iris sangat berpengaruh terhadap tebal-tipisnya area ketajaman gambar (depth of field area). Semakin tinggi angka Iris yang berarti semakin kecilnya bukaan lensa, maka area depth of field semakin tebal, sebaliknya semakin rendah angka yang berarti semakin besarnya bukaan Iris maka semakin tipis juga depth of field area-nya.
Oleh karena itulah, sangat sulit bagi photographer untuk membuat efek frame of focus atau change of focus jika dilakukan pada siang hari ketika matahari bersinar sangat terang. Change of focus biasanya hanya bisa dilakukan untuk hal-hal yang ekstrem, seperti perbedaan jarak dua objek yang sangat besar atau menggunakan lensa wide ukuran besar dan cahaya yang relatif redup.
c. Pergerakan Kamera (Camera Movements)
Hal lain yang menentukan depth of field adalah pergerakan kamera yang mengikuti objek. Jika kita ingin mengambil gambar seseorang yang sedang melaju di atas kendaraan bermotor misalnya, kita bisa mengabadikannya dengan menggerakkan kamera kita sejalan dengan pergerakan objek dan area ketajaman gambar hanya akan terlihat di sekitar objek yang kita bidik dan latar belakang akan menjadi buram atau out of focus. Kemampuan photographer mengubah fokus sesuai dengan jarak objek dengan kamera biasanya hanya bisa dilakukan oleh fotografer profesional. Hal itulah yang disebut sebagai follow focus.
Follow focus menjadi lebih sulit jika sutradara menuntut komposisi atau ukuran gambar tetap, sementara objeknya bergerak kea rah kamera atau menjauhi kamera. Jika hal ini terjadi, maka fotografer harus melakukan dua macam adjustment atau setting sekaligus yaitu, setting atau pengaturan fokus yang selalu berubah mengikuti jarak objek, dan pengaturan komposisi dengan cara mengubah focal length atau zoom sesuai tuntutan atau permintaan sutradara. Oleh karena itulah, setiap fotografer professional hendaknya berlatih dengan keras untuk menguasai teknik follow focus.
d. Langkah Memfokus
Terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap depth of field dan dua diantaranya yang paling penting adalah bukaan lensa (Iris) dan ukuran lensanya, maka sebelum fotografer mengambil keputusan untuk menekan tombol exposure, ada beberapa langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan fokus yang baik maka langkah pertama adalah membuka Iris selebar mungkin, dan selanjutnya memilih lensa dengan focal length yang paling besar (maksimum zoom in). Setelah itu, kita bisa mengarahkan ke bagian objek yang paling terang untuk mengatur ketajaman fokusnya. Jika sudah fokus, segera setting Iris kita lakukan, demikian juga dengan komposisinya dengan mengatur ukuran lensanya. Jika prosedur tersebut sudah dilakukan, biasanya fokus akan tercapai dengan baik. Sekali lagi, yang perlu diingat bahwa depth of field area sangat ditentukan oleh bukaan lensa (Iris) dan ukuran lensa.
e. Auto Focus (Fokus Otomatis)
Saat ini banyak dijumpai kamera still photo ataupun kamera-kamera yang tidak menyertakan pengaturan fokus secara manual. Dengan kata lain, banyak yang memproduksi kamera otomatis.
Mengoperasikan kamera otomatis untuk mengambil gambar, kita mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah kita tidak perlu mengatur setting fokus. Tugas kita hanya mengarahkan kamera ke objek yang akan kita rekam dan membuat komposisinya sebaik mungkin. Walaupun demikian, kita harus tetap waspada agar gambar yang kita hasilkan sesuai dengan harapan kita. Yang perlu kita perhatikan adalah ukuran lensa dan terang-gelapnya (intensitas) sumber cahaya.
Ukuran lensa yang besar, misalnya menggunakan lensa tele, maka kita tidak bisa membuat seluruh bagian di gambar kita menjadi fokus semua, demikian juga jika sumber cahaya yang kita pergunakan relatif kurang. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain untuk kamera otomatis, fokus akan dipengaruhi oleh beberapa bagian yang relative lebih terang. Oleh karena itu, kita harus menghindari beberapa objek yang mengkilat atau terang yang berada di latar belakang atau di latar depan, yang menyebabkan objek yang kita rekam menjadi tidak fokus. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak mengambil gambar melalui kaca atau kaca jendela, karena objek di belakang kaca jendela akan menjadi tidak fokus, sementara kacanya saja yang fokus. Demikian juga diusahakan untuk tidak mengambil gambar yang objeknya berada di belakang kawat berduri atau pagar yang menjadi latar depan, karena objek menjadi tidak fokus sementara latar depannya (pagar) saja yang fokus.
Terkadang kita melihat gambar atau foto, atau jika kita melihat film, beberapa diantaranya kita melihat ada bagian gambar tampak fokus (jelas dan tajam) sementara bagian lainnya terlihat kabur (out of focus). Pada bagian gambar atau foto yang terlihat jelas dan tajam menunjukkan bahwa bagian tersebut berada di areal depth of field atau daerah fokus, sementara yang kabur terletak di luar depth of fields.
Depth of field sangat ditentukan oleh:
- Ukuran lensa yang dipakai untuk mengambil gambar;
- Bukaan lensa atau Iris;
- Pergerakan kamera (camera movements).
a. Ukuran Lensa
Lensa wide mempunyai depth of field area yang sangat luas, dan boleh dikatakan bahwa area di depan lensa sampai dengan jarak tak terhingga atau infinity merupakan area depth of field. Oleh karena itu, kita tidak mungkin membuat efek out of focus atau change of focus jika menggunakan lensa wide. Demikian juga jika menggunakan lensa normal, maka depth of field-nya relatif tebal dan cukup sulit jika kita ingin membuat kedua efek tersebut. Namun demikian, fotografer harus ekstra hati-hati jika menggunakan lensa wide karena jika tidak difokus dengan baik, maka gambar yang dihasilkan akan menjadi kabur (out of focus).
Sementara itu, jika menggunakan lensa sudut sempit (tele), maka area depth of field-nya sangat tipis sehingga pengaturan ketajaman harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Hal ini mengingat jika terjadi pergeseran atau perubahan jarak antara kamera dengan objek, maka akan terjadi out of focus karena objek boleh jadi memasuki area di luar depth of field. Oleh karena itulah, berbagai efek gambar yang menggunakan depth of field atau area ketajaman, selalu menggunakan lensa sudut sempit atau wide lens.
Demikian juga jika kita ingin memperoleh efek gambar yang padat seperti halnya perkotaan atau tempat yang banyak orangnya dan terkesan ramai, maka biasa kita gunakan lensa tele, sehingga gambar seolah-olah ter-compress. Ter-compress artinya jarak antara satu orang dengan lainnya seperti berdesak-desakan, padahal kenyataannya masih cukup ruang yang memisahkan satu dengan lainnya.
b. Bukaan Lensa (Iris)
Bukaan lensa kamera atau Iris sangat berpengaruh terhadap tebal-tipisnya area ketajaman gambar (depth of field area). Semakin tinggi angka Iris yang berarti semakin kecilnya bukaan lensa, maka area depth of field semakin tebal, sebaliknya semakin rendah angka yang berarti semakin besarnya bukaan Iris maka semakin tipis juga depth of field area-nya.
Oleh karena itulah, sangat sulit bagi photographer untuk membuat efek frame of focus atau change of focus jika dilakukan pada siang hari ketika matahari bersinar sangat terang. Change of focus biasanya hanya bisa dilakukan untuk hal-hal yang ekstrem, seperti perbedaan jarak dua objek yang sangat besar atau menggunakan lensa wide ukuran besar dan cahaya yang relatif redup.
c. Pergerakan Kamera (Camera Movements)
Hal lain yang menentukan depth of field adalah pergerakan kamera yang mengikuti objek. Jika kita ingin mengambil gambar seseorang yang sedang melaju di atas kendaraan bermotor misalnya, kita bisa mengabadikannya dengan menggerakkan kamera kita sejalan dengan pergerakan objek dan area ketajaman gambar hanya akan terlihat di sekitar objek yang kita bidik dan latar belakang akan menjadi buram atau out of focus. Kemampuan photographer mengubah fokus sesuai dengan jarak objek dengan kamera biasanya hanya bisa dilakukan oleh fotografer profesional. Hal itulah yang disebut sebagai follow focus.
Follow focus menjadi lebih sulit jika sutradara menuntut komposisi atau ukuran gambar tetap, sementara objeknya bergerak kea rah kamera atau menjauhi kamera. Jika hal ini terjadi, maka fotografer harus melakukan dua macam adjustment atau setting sekaligus yaitu, setting atau pengaturan fokus yang selalu berubah mengikuti jarak objek, dan pengaturan komposisi dengan cara mengubah focal length atau zoom sesuai tuntutan atau permintaan sutradara. Oleh karena itulah, setiap fotografer professional hendaknya berlatih dengan keras untuk menguasai teknik follow focus.
d. Langkah Memfokus
Terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap depth of field dan dua diantaranya yang paling penting adalah bukaan lensa (Iris) dan ukuran lensanya, maka sebelum fotografer mengambil keputusan untuk menekan tombol exposure, ada beberapa langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Untuk mendapatkan fokus yang baik maka langkah pertama adalah membuka Iris selebar mungkin, dan selanjutnya memilih lensa dengan focal length yang paling besar (maksimum zoom in). Setelah itu, kita bisa mengarahkan ke bagian objek yang paling terang untuk mengatur ketajaman fokusnya. Jika sudah fokus, segera setting Iris kita lakukan, demikian juga dengan komposisinya dengan mengatur ukuran lensanya. Jika prosedur tersebut sudah dilakukan, biasanya fokus akan tercapai dengan baik. Sekali lagi, yang perlu diingat bahwa depth of field area sangat ditentukan oleh bukaan lensa (Iris) dan ukuran lensa.
e. Auto Focus (Fokus Otomatis)
Saat ini banyak dijumpai kamera still photo ataupun kamera-kamera yang tidak menyertakan pengaturan fokus secara manual. Dengan kata lain, banyak yang memproduksi kamera otomatis.
Mengoperasikan kamera otomatis untuk mengambil gambar, kita mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya adalah kita tidak perlu mengatur setting fokus. Tugas kita hanya mengarahkan kamera ke objek yang akan kita rekam dan membuat komposisinya sebaik mungkin. Walaupun demikian, kita harus tetap waspada agar gambar yang kita hasilkan sesuai dengan harapan kita. Yang perlu kita perhatikan adalah ukuran lensa dan terang-gelapnya (intensitas) sumber cahaya.
Ukuran lensa yang besar, misalnya menggunakan lensa tele, maka kita tidak bisa membuat seluruh bagian di gambar kita menjadi fokus semua, demikian juga jika sumber cahaya yang kita pergunakan relatif kurang. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain untuk kamera otomatis, fokus akan dipengaruhi oleh beberapa bagian yang relative lebih terang. Oleh karena itu, kita harus menghindari beberapa objek yang mengkilat atau terang yang berada di latar belakang atau di latar depan, yang menyebabkan objek yang kita rekam menjadi tidak fokus. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak mengambil gambar melalui kaca atau kaca jendela, karena objek di belakang kaca jendela akan menjadi tidak fokus, sementara kacanya saja yang fokus. Demikian juga diusahakan untuk tidak mengambil gambar yang objeknya berada di belakang kawat berduri atau pagar yang menjadi latar depan, karena objek menjadi tidak fokus sementara latar depannya (pagar) saja yang fokus.
0 Response to "Area Fokus (Depth of Fields) pada Kamera"
Post a Comment