Istilah Iris dan Shutter Speed pada Kamera
Istilah Iris dan Shutter Speed pada Kamera
Iris
Istilah Iris atau Aperture atau diafragma mempunyai pengertian yang sama. Iris atau diafragma merupakan bagian teknik mesin cerdas yang memberikan pembukaan ukuran variabel di jalur optic yang dapat digunakan untuk mengontrol jumlah cahaya yang melewati lensa.
Sebagaimana penjelasan dalam Bambang Semedhi (dalam Sinematografi-Videografi, 2011-25) pengaturan bukaan lensa atau Iris inilah di dunia fotografi disebut sebagai diafragma atau F.stops. F.stops adalah standar bukaan lensa yang dinyatakan dengan angka-angka 2,2 – 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22, dan seterusnya.
Semakin tinggi besaran angka, semakin kecil jumlah sinar yang masuk ke dalam lensa kamera. Contoh: bukaan lensa (Iris) 8, jumlah sinar yang masuk ke dalam kamera adalah setengah dari bukaan 5,6 (angka di bawahnya), dan F.stops 8 mempunyai kemampuan menyerap sinar dua kali lipat dibandingkan dengan F.stops 11.
Penentuan angka F.stops yang tepat mengakibatkan gambar yang terekam di dalam kamera kita tampak baik, cukup jelas dan semua warna tampak wajar (alami). Sementara, jika setting F.stops kurang besar angkanya maka gambar kita menjadi over exposed atau kelebihan sinar, sementara jika terlalu besar angka F.stops-nya maka gambar kita akan menjadi gelap atau under exposed karena kekurangan sinar.
Namun sebagian besar kamera khususnya yang berharga murah, pengaturan F.stops dilakukan secara automatis seperti halnya dengan fokus dan shutter speed. Jika Anda memiliki kamera yang semua pengaturannya automatis (AE dan AF), maka beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika mengambil gambar adalah sebagai berikut.
a. Jangan sekali-kali mengambil gambar berlawanan dengan sumber sinar, seperti jendela, langit yang terang, matahari, lampu dan lain-lain, karena hasil rekaman gambar Anda akan tampak gelap, sementara di bagian belakang tampak lebih terang (efek siluet).
b. Hindari memakai baju yang terang (putih, kuning terang, mengkilat atau kerudung warna terang lainnya, karena muka orang yang diambil gambarnya akan menjadi lebih hitam (tidak normal).
Hal tersebut terjadi karena dengan pengaturan serba otomatis, kamera akan berpatokan kepada sumber sinar yang paling terang. Dengan demikian muka orang atau bagian lain yang kurang terang menjadi lebih gelap dari situasi normalnya. Jika kamera Anda dilengkapi dengan back ground light, maka Anda akan sedikit tertolong sehingga terhindar kesan siluet atau muka yang gelap.
Shutter Speed
Shutter Speed adalah lama waktu shutter di depan sensor gambar terbuka. Ketika shutter terbuka, sensor gambar terpapar cahaya, dari paparan itulah gambar tercipta. Shutter speed adalah kecepatan membuka dan menutupnya kembali lempeng penutup film (digital video) agar dengan kecepatan tertentu, sinar yang masuk tepat atau cukup untuk membuat gambar terekam dengan baik. Shutter speed ditandai dengan angka B (bulb), 1/15, 1/50, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dan seterusnya.
Untuk pengambilan gambar dengan bantuan lampu kilat (blitz) biasanya kita gunakan shutter speed 1/60 atau pada beberapa kamera canggih yang dilengkapi dengan lampu kilat yang bagus, bisa kita gunakan shutter speed 1/125. Untuk pengaturan shutter speed kamera manual, biasanya kita bisa melihat adanya huruf B (kepanjangan dari BULB)di bagian paling awal angka shutter speed.
Shutter speed yang pengaturannya ditempatkan di huruf B, biasanya bisa membuat efek malam yang gelap dengan sinar yang sangat lemah. Kita bisa mengatur lama tidaknya shutter terbuka. Dengan setting pada B, ketika tombol expose kita tekan, screen penutup film tidak akan menutup sampai kita melepaskan tombol exposure. Cara inilah yang digunakan untuk menghasilkan gambar malam yang indah dipenuhi dengan garis garis melintang, karena setiap kendaraan yang lampunya menyala akan terekpose sampai beberapa saat hingga tombol expose kita lepaskan. Gambar seperti itulah yang banyak kita lihat di kalender dan beberapa majalah.
Iris
Istilah Iris atau Aperture atau diafragma mempunyai pengertian yang sama. Iris atau diafragma merupakan bagian teknik mesin cerdas yang memberikan pembukaan ukuran variabel di jalur optic yang dapat digunakan untuk mengontrol jumlah cahaya yang melewati lensa.
Sebagaimana penjelasan dalam Bambang Semedhi (dalam Sinematografi-Videografi, 2011-25) pengaturan bukaan lensa atau Iris inilah di dunia fotografi disebut sebagai diafragma atau F.stops. F.stops adalah standar bukaan lensa yang dinyatakan dengan angka-angka 2,2 – 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22, dan seterusnya.
Semakin tinggi besaran angka, semakin kecil jumlah sinar yang masuk ke dalam lensa kamera. Contoh: bukaan lensa (Iris) 8, jumlah sinar yang masuk ke dalam kamera adalah setengah dari bukaan 5,6 (angka di bawahnya), dan F.stops 8 mempunyai kemampuan menyerap sinar dua kali lipat dibandingkan dengan F.stops 11.
Penentuan angka F.stops yang tepat mengakibatkan gambar yang terekam di dalam kamera kita tampak baik, cukup jelas dan semua warna tampak wajar (alami). Sementara, jika setting F.stops kurang besar angkanya maka gambar kita menjadi over exposed atau kelebihan sinar, sementara jika terlalu besar angka F.stops-nya maka gambar kita akan menjadi gelap atau under exposed karena kekurangan sinar.
Namun sebagian besar kamera khususnya yang berharga murah, pengaturan F.stops dilakukan secara automatis seperti halnya dengan fokus dan shutter speed. Jika Anda memiliki kamera yang semua pengaturannya automatis (AE dan AF), maka beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika mengambil gambar adalah sebagai berikut.
a. Jangan sekali-kali mengambil gambar berlawanan dengan sumber sinar, seperti jendela, langit yang terang, matahari, lampu dan lain-lain, karena hasil rekaman gambar Anda akan tampak gelap, sementara di bagian belakang tampak lebih terang (efek siluet).
b. Hindari memakai baju yang terang (putih, kuning terang, mengkilat atau kerudung warna terang lainnya, karena muka orang yang diambil gambarnya akan menjadi lebih hitam (tidak normal).
Hal tersebut terjadi karena dengan pengaturan serba otomatis, kamera akan berpatokan kepada sumber sinar yang paling terang. Dengan demikian muka orang atau bagian lain yang kurang terang menjadi lebih gelap dari situasi normalnya. Jika kamera Anda dilengkapi dengan back ground light, maka Anda akan sedikit tertolong sehingga terhindar kesan siluet atau muka yang gelap.
Shutter Speed
Shutter Speed adalah lama waktu shutter di depan sensor gambar terbuka. Ketika shutter terbuka, sensor gambar terpapar cahaya, dari paparan itulah gambar tercipta. Shutter speed adalah kecepatan membuka dan menutupnya kembali lempeng penutup film (digital video) agar dengan kecepatan tertentu, sinar yang masuk tepat atau cukup untuk membuat gambar terekam dengan baik. Shutter speed ditandai dengan angka B (bulb), 1/15, 1/50, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dan seterusnya.
Untuk pengambilan gambar dengan bantuan lampu kilat (blitz) biasanya kita gunakan shutter speed 1/60 atau pada beberapa kamera canggih yang dilengkapi dengan lampu kilat yang bagus, bisa kita gunakan shutter speed 1/125. Untuk pengaturan shutter speed kamera manual, biasanya kita bisa melihat adanya huruf B (kepanjangan dari BULB)di bagian paling awal angka shutter speed.
Shutter speed yang pengaturannya ditempatkan di huruf B, biasanya bisa membuat efek malam yang gelap dengan sinar yang sangat lemah. Kita bisa mengatur lama tidaknya shutter terbuka. Dengan setting pada B, ketika tombol expose kita tekan, screen penutup film tidak akan menutup sampai kita melepaskan tombol exposure. Cara inilah yang digunakan untuk menghasilkan gambar malam yang indah dipenuhi dengan garis garis melintang, karena setiap kendaraan yang lampunya menyala akan terekpose sampai beberapa saat hingga tombol expose kita lepaskan. Gambar seperti itulah yang banyak kita lihat di kalender dan beberapa majalah.
0 Response to " Istilah Iris dan Shutter Speed pada Kamera"
Post a Comment