Peran Citra Bagi Partai Politik
Citra merupakan kesan, perasaan dan gambaran publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan, sehingga citra positif perlu diciptakan dengan sengaja dan dipelihara sepanjang organisasi atau partai itu ingin tetap eksis di Tengah-tengah publik-nya, karena citra positif adalah aset penting bagi suatu organisasi dalam mempertahankan kehidupannya.
Partai, sebagai organisasi politik sangat memerlukan terhadap terciptanya citra positif partai, citra positif dapat ditujukan melalui penyikapan terhadap berbagai peristiwa politik dengan membawa aspirasi politik yang sesuai dengan tuntutan publik atau konstituen-nya.
Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu organisasi atau perusahaan di benak publiknya dibutuhkan adanya suatu penelitian. Melalui penelitian organisasi atau perusahaan dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap organisasinya, mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai oleh publiknya.
Pembentukan citra positif partai politik yang perlu diketahui pertama kali adalah dengan membaca dan mengamati kecenderungan-kecenderungan dan keinginan publik atau konstituen, untuk kemudian merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh untuk menampung aspirasi konstituen. Partai politik selanjutnya memutuskan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menentukan sikap politiknya. Pencitraan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh simpati dan kepercayaan publik, sehingga publik memberikan penilaian positif terhadap suatu partai politik yang muaranya adalah menggaet pemilih agar memberikan suaranya dalam pemilihan umum.
Citra politik berkaitan dengan sosialisasi politik, karena citra politik terbentuk melalui proses pembelajaran politik baik secara langsung maupun melalui pengalaman empirik. Citra politik menurut (Arifin, 2006: 3-4) mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Seluruh pengetahuan politik seseorang baik benar atau salah;
2. Semua referensi (afeksi) yang melekat kepada tahap tertentu dari peristiwa politik yang menarik;
3. Semua pengharapan (konasi) yang dimiliki orang tentang apa yang mungkin terjadi jika ia berperilaku dengan cara berganti-ganti terhadap objek dalam situasi tersebut.
Citra politik akan selalu berubah sesuai dengan berubahnya pengetahuan dan pengalaman politik seseorang, serta situasi politik yang selalu berkembang. Sosialisasi politik terbangun melalui proses belajar secara terus-menerus, melalui pengalaman sosialisasi politik, seseorang mengembangkan kepercayaan dan harapan sesuai dengan cita-cita politik yang relevan. Sosialisasi politik dapat mendorong terbentuknya citra politik pada individu, sehingga dapat mendorong seseorang melakukan peran-peran partisipasi politik seperti, kampanye, pemilu, kegiatan partai ataupun diskusi politik.
Partai, sebagai organisasi politik sangat memerlukan terhadap terciptanya citra positif partai, citra positif dapat ditujukan melalui penyikapan terhadap berbagai peristiwa politik dengan membawa aspirasi politik yang sesuai dengan tuntutan publik atau konstituen-nya.
Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. Untuk mengetahui bagaimana citra suatu organisasi atau perusahaan di benak publiknya dibutuhkan adanya suatu penelitian. Melalui penelitian organisasi atau perusahaan dapat mengetahui secara pasti sikap publik terhadap organisasinya, mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai oleh publiknya.
Pembentukan citra positif partai politik yang perlu diketahui pertama kali adalah dengan membaca dan mengamati kecenderungan-kecenderungan dan keinginan publik atau konstituen, untuk kemudian merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh untuk menampung aspirasi konstituen. Partai politik selanjutnya memutuskan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menentukan sikap politiknya. Pencitraan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh simpati dan kepercayaan publik, sehingga publik memberikan penilaian positif terhadap suatu partai politik yang muaranya adalah menggaet pemilih agar memberikan suaranya dalam pemilihan umum.
Citra politik berkaitan dengan sosialisasi politik, karena citra politik terbentuk melalui proses pembelajaran politik baik secara langsung maupun melalui pengalaman empirik. Citra politik menurut (Arifin, 2006: 3-4) mencakup beberapa hal, yaitu:
1. Seluruh pengetahuan politik seseorang baik benar atau salah;
2. Semua referensi (afeksi) yang melekat kepada tahap tertentu dari peristiwa politik yang menarik;
3. Semua pengharapan (konasi) yang dimiliki orang tentang apa yang mungkin terjadi jika ia berperilaku dengan cara berganti-ganti terhadap objek dalam situasi tersebut.
Citra politik akan selalu berubah sesuai dengan berubahnya pengetahuan dan pengalaman politik seseorang, serta situasi politik yang selalu berkembang. Sosialisasi politik terbangun melalui proses belajar secara terus-menerus, melalui pengalaman sosialisasi politik, seseorang mengembangkan kepercayaan dan harapan sesuai dengan cita-cita politik yang relevan. Sosialisasi politik dapat mendorong terbentuknya citra politik pada individu, sehingga dapat mendorong seseorang melakukan peran-peran partisipasi politik seperti, kampanye, pemilu, kegiatan partai ataupun diskusi politik.
0 Response to "Peran Citra Bagi Partai Politik"
Post a Comment