Drone UAV Ai-X1 Produksi Indonesia
Sebuah pesawat tanpa awak atau un-manned aerial vehicle
(UAV) produksi Indonesia, UAV Ai-X1 berhasil mencapai zona stratosfer
saat lepas landas di Balai Uji Teknologi dan Pengamatan Antariksa dan
Atmosfer milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan),
Pameungpeuk, Garut. Pesawat tanpa awak (drone) yang dibuat oleh Aero
Terrascan untuk Ekspedisi Menembus langit itu mencapai zona stratosfer
hingga ketinggian 19,3 km.
Flight Director Menembus Langit, Feri Ametia Pratama menjelaskan, pada ketinggian 19,3 km tersebut pesawat melepaskan diri dari balon cuaca. “Kemudian terjun bebas (dive) selama kurang lebih 1 menit hingga ketinggian 14,140 meter. Lalu, pesawat berhasil melakukan recovery atau menstabilkan posisi terbangnya dan lanjut mengarah ke titik peluncuran (home),”.
Ekspedisi Menembus Langit merupakan ekspedisi yang dilakukan untuk mendukung eksplorasi stratosfer dan mengembangkan riset aeronautika Indonesia. UAV Ai-X1 rencananya diterbangkan setinggi 30 km menggunakan balon cuaca.
Dalam peluncuran tersebut UAV Ai-X1 tidak mencapai ketinggian 30 km seperti yang direncanakan. Kondisi cuaca dan pengaruh awan tebal diduga menyebabkan berkurangnya akurasi sinyal navigasi GPS sehingga mengakibatkan GPS glitch yang membuat UAV Ai-X1 melepaskan diri dari balon cuaca dan menjalankan prosedur return-to-home.
Dia menjelaskan, saat terjun bebas, UAV Ai-X1 kehilangan sinyal GPS di ketinggian 13,670 meter atau mengalami kondisi “GPS no-fix”. Dengan begitu, pesawat menggunakan sistem navigasi inersial untuk kembali ke titik awal. Namun, akurasi mendarat meleset 500 meter dari titik pendaratan.
Pencapaian yang dilakukan tim Menembus Langit merupakan pencapaian baru di dunia aeronautika Indonesia. Museum Rekor Indonesia (MURI) bahkan memberikan rekor sebagai Pesawat Ulak Alik Stratosfer tanpa Awak Pertama di Indonesia. Dari peluncuran UAV Ai-X1 itu data meteorologi beserta laporan penelitian penerbangan yang dihasilkan akan diolah, kemudian didistribusikan ke berbagai universitas terkait aeronautika di Indonesia.
Program Director Menembus Langit, Azhar T Pangesti menuturkan, target ketinggian di stratosfer bukan tujuan utama dari peluncuran UAV Ai-X1. Namun lebih dari itu, menurut dia, adalah untuk membangkitkan kembali semangat kedirgantaraan nasional yang selama ini meredup.
Flight Director Menembus Langit, Feri Ametia Pratama menjelaskan, pada ketinggian 19,3 km tersebut pesawat melepaskan diri dari balon cuaca. “Kemudian terjun bebas (dive) selama kurang lebih 1 menit hingga ketinggian 14,140 meter. Lalu, pesawat berhasil melakukan recovery atau menstabilkan posisi terbangnya dan lanjut mengarah ke titik peluncuran (home),”.
Ekspedisi Menembus Langit merupakan ekspedisi yang dilakukan untuk mendukung eksplorasi stratosfer dan mengembangkan riset aeronautika Indonesia. UAV Ai-X1 rencananya diterbangkan setinggi 30 km menggunakan balon cuaca.
Dalam peluncuran tersebut UAV Ai-X1 tidak mencapai ketinggian 30 km seperti yang direncanakan. Kondisi cuaca dan pengaruh awan tebal diduga menyebabkan berkurangnya akurasi sinyal navigasi GPS sehingga mengakibatkan GPS glitch yang membuat UAV Ai-X1 melepaskan diri dari balon cuaca dan menjalankan prosedur return-to-home.
Dia menjelaskan, saat terjun bebas, UAV Ai-X1 kehilangan sinyal GPS di ketinggian 13,670 meter atau mengalami kondisi “GPS no-fix”. Dengan begitu, pesawat menggunakan sistem navigasi inersial untuk kembali ke titik awal. Namun, akurasi mendarat meleset 500 meter dari titik pendaratan.
Pencapaian yang dilakukan tim Menembus Langit merupakan pencapaian baru di dunia aeronautika Indonesia. Museum Rekor Indonesia (MURI) bahkan memberikan rekor sebagai Pesawat Ulak Alik Stratosfer tanpa Awak Pertama di Indonesia. Dari peluncuran UAV Ai-X1 itu data meteorologi beserta laporan penelitian penerbangan yang dihasilkan akan diolah, kemudian didistribusikan ke berbagai universitas terkait aeronautika di Indonesia.
Program Director Menembus Langit, Azhar T Pangesti menuturkan, target ketinggian di stratosfer bukan tujuan utama dari peluncuran UAV Ai-X1. Namun lebih dari itu, menurut dia, adalah untuk membangkitkan kembali semangat kedirgantaraan nasional yang selama ini meredup.
0 Response to "Drone UAV Ai-X1 Produksi Indonesia"
Post a Comment